Work Life Balance for Sandwich Generations

Work Life Balance for Sandwich Generations

Apakah Rilfriends sudah pernah mendengar terkait istilah sandwich generation?

Istilah sandwich generations mengacu pada individu yang menjalani tanggung jawab untuk menanggung beban tiga generasi yaitu kebutuhan orang tua, kebutuhan diri sendiri, dan kebutuhan anak-anaknya. Jadi alih-alih menggunakan semua gaji yang diterima untuk kesenangan dan kebutuhan pribadi, individu yang berada dalam kategori sandwich generation jarang dapat melakukan hal tersebut. Bahkan seiring berjalannya waktu, selain harus memenuhi kebutuhan finansial, sandwich generation juga membantu dalam merawat anak-anak, mengerjakan pekerjaan rumah, dan merawat orang tua.

IDN Research Institute menyebut bahwa individu yang tergolong sebagai sandwich generation mengalami peningkatan sebesar 33.82% pada tahun 2021 dibandingkan 2020. Lantas apa saja dampak negatif yang akan dialami oleh sandwich generation?

1. Rentan menghadapi kelelahan fisik

Sandwich generation akan sering terjebak dalam kondisi untuk memenuhi kebutuhan orang tua, anak, diri sendiri, dan pekerjaan profesional yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini membuat individu akan sulit mengalokasikan waktu me-time dan menikmati gaji hasil kerja secara utuh. Dalam jangka panjang setelah menghabiskan sebagian besar waktu dan energi, akan mudah mengalami kekelahan karena sedikit waktu tersisa untuk mengurus diri sendiri

2. Tekanan finansial

Semakin bertambahnya usia, semakin banyak kebutuhan yang akan hadir. Dampaknya adalah apabila belum mampu melakukan perencanaan finansial yang tepat, akan muncul kendala keuangan karena meningkatnya biaya hidup.

3. Rentan mengalami stress emosional

Banyak tekanan emosional dan psikologis muncul dikarenakan tanggung jawab yang dimiliki oleh sandwich generation. Dampaknya akan muncul stress, cemas, takut, bahkan depresi

4. Menurunkan produktivitas kerja

Tanggung jawab di rumah dan di kantor yang sama-sama membutuhkan fokus tinggi pada waktu bersamaan, mengharuskan mengalokasikan waktu, pikiran, dan tenaga yang tidak sedikit. Dampaknya adalah semakin sedikit waktu yang dimiliki untuk diri sendiri beristirahat. Saat tubuh kekurangan waktu istirahat, semakin sulit untuk berkonsentrasi yang berdampak pada terganggungnya performa individu dalam bekerja

Menjadi sandwich generation adalah hal yang tidak bisa dihindari. Apabila Rilfriends menemukan rekan kerja dengan permasalahan serupa dan cenderung mengalami perubahan perilaku, kondisi emosi tidak stabil, ataupun rentan mengalami penyakit fisik dapat mencoba berkonsultasi pada profesional konselor @rilis_mi. Konselor dapat bekerjasama untuk menetapkan boundaries dan keseimbangan pada pembagian tugas, kewajiban, dan hak yang dimiliki sandwich generation.

Strategi lain yang dapat sandwich generation coba terapkan bersamaan dengan melakukan konseling konselor @rilis_mi adalah:

1. Belajar untuk menjadi fleksibel dan komunikatif

    Memiliki jadwal padat sangat tidak terhindarkan bagi sandwich generation. Menjadi fleksibel dan tetap mengorganisir jadwal harian sangat diperlukan sehingga memungkinkan meningkatkan performa kerja. Jangan lupa untuk tetap menjalin komunikasi dengan rekan kerja dan atasan secara berkelanjutan untuk membantu memperoleh informasi dan bantuan apabila mengalami kendala selama proses bekerja

    2. Paid Family Leave (PFL)

    Sebagai seorang karyawan, menggunakan jatah cuti dapat menjadi alternatif untuk mengurangi ketegangan emosional yang diperoleh dari berbagai tanggung jawab yang diemban

    3. Menerapkan emotional oriented coping strategies

    Menjadi sandwich generation tidak lantas membatasi untuk mencari support system. Rilfriends dapat memberi dukungan emosional, menemani di saat weekend, ataupun mengembangkan kedekatan sehingga memberi rasa nyaman. Selain itu, sandwich generation juga dapat menggunakan self-control, sebagai salah satu cara meregulasi dan berdamai dengan stress maupun kondisi tidak nyaman melalui alokasi waktu me-time berupa melihat drama, mendengarkan musik, ataupun melakukan hobi.     

    Foto: Alamy

    Start typing and press Enter to search

    Shopping Cart