Highly sensitive person: My job is killing me
Coba amati dan mengingat kembali, apakah Rilfriends pernah menemukan rekan kerja yang memiliki kriteria seperti:
- Cenderung mudah tertekan saat menghadapi mengalami kendala pekerjaan dan menerima masukan dari atasan maupun rekan
- Suasana hati cenderung mudah mengalami perubahan
- Sensitif terhadap perubahan disekitar. Contohnya perubahan intonasi suara, suhu ruangan, ataupun bau
- Sangat kritis dan menuntut kesempurnaan pada setiap aspek dalam diri, karir, maupun sosial
- Mudah muncul rasa sakit hati dan amarah dalam jangka waktu cukup lama setelah menerima kritik
Apabila Rilfriends pernah menemukan kriteria tersebut ada dalam diri rekan kerja, bisa jadi mereka masuk dalam kategori Highly Sensitive Person (HSP). Kondisi ini membuat individu cenderung menjadi sangat sensitif pada hadirnya rangsangan fisik, emosional, maupun sosial sehingga sulit menerima kritik, cenderung emosional, dan sulit berpikir secara rasional.
Individu dengan HSP menurut Dr. Elaine Aron muncul pada 15-20% penduduk di dunia, dan 70% individu dengan HSP mengidentifikasikan diri memiliki kepribadian introvert. Apabila tidak lakukan penanganan yang tepat, individu dengan HSP akan rentan mengalami permasalahan diakibatkan sulit mengendalikan respon negatif pada rangsangan yang muncul di sekitar dirinya, yaitu:
1. Kemampuan interpersonal
Kesulitan menerima saran dan masukan baik dari teman, rekan kerja, ataupun atasan membuat HSP cenderung dinilai sebagai individu yang keras kepala, agresif, dan terlalu emosional dalam merespon sebuah situasi. Dalam jangka panjang, sulit untuk menjaga kenyamanan saat berhubungan dengan rekan kerja yang berdampak pada hadirnya kecenderungan perasaan terisolasi dalam pergaulan
2. Kemampuan beradaptasi
Kecenderungan menjadi sangat sensitif pada keadaan di sekitar dirinya, membuat HSP sering menghindari situasi yang dirasa dapat membuat kewalahan. Dampaknya adalah apabila HSP merasa tidak mampu menghindari situasi tersebut adalah mudah mengalami stress, cemas, khawatir, depresi, sulit untuk mempertahankan performa kerja, dan sering memutuskan untuk berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya
3. Sulit berpikir secara rasional
HSP cenderung rentan terhadap stress akibat salah memahami kondisi yang sedang terjadi. HSP cenderung menangkap isyarat sekecil apapun sebagai kondisi tidak nyaman. Kesalahpahaman ini mudah menyebabkan kekhawatiran bahwa kinerja yang dimilikinya tidak berjalan dengan baik, atasan tidak menghargai kinerja yang dilakukan, dan rekan yang dianggap tidak memberi dukungan yang layak dirinya terima
4. Mengalami permasalahan pada kesehatan fisik
Mudahnya terstimuli oleh suatu kondisi karena memiliki tingkat sensitivitas tinggi, individu dengan HSP akan cenderung mudah lelah setelah mengerjakan tugas, sakit kepala, sulit berkonsentrasi dalam jangka panjang, dan sulit untuk rileks walaupun sedang beristirahat
Apabila Rilfriends menemukan rekan kerja dengan kecenderungan memiliki HSP, pahami bahwa bantuan terbaik yang dapat diberikan adalah memberikan ruang untuk individu dengan HSP merasa diterima tanpa syarat dan memberikan rujukan kepada profesional konselor melalui layanan konseling @rilis_mi. Keterlibatan profesional konselor sangat diperlukan karena individu dengan HSP akan cenderung kewalahan untuk menangani rangsangan emosional yang lebih dari kebanyakan orang disekitarnya.
Konselor akan membantu untuk proses mengidentifikasi akar permasalahan sebagai informasi untuk mengetahui faktor munculnya HSP dalam diri individu apakah sebagai dampak dari hadirnya trauma masa kanak-kanak, perasaan tidak aman selama masa perkembangan, maupun kepekaan tinggi yang disebabkan oleh lingkungan dimana dirinya tumbuh besar, atau faktor eksternal lainnya.
Apabila Rilfriends masih memiliki pertanyaan tentang HSP dan bagaimana proses penanganan HSP lebih jauh dapat mencoba untuk mengontak kami melalui Direct Message (DM) instagram @rilis_mi ataupun nomor whatsapp yang tertera dalam link bio instagram.
Foto: iStock