Pasanganku Ternyata Borderline Personality
“Pasanganku sering marah hanya karena hal kecil. Aku berusaha menoleransinya, tapi seringkali amarahnya tetap membuatku terluka”
“Aku sayang sama dia, tapi semakin kesini aku merasa dia terlalu mengendalikan hubungan kami.”
“Aku dan anakku seringkali terluka karena amarah dan kekangannya, rasanya kata sakit hati sulit menggambarkan apa yang kurasakan”
Ekspektasi dan harapan saat menjalin hubungan adalah pasangan mampu memberi kebahagiaan, tempat aman, dan ruang untuk berdiskusi terkait berbagai permasalahan maupun masa depan. Namun, seringkali ekspektasi belum dapat terwujud karena pasangan terdiagnosa Boderline Personality Disorder (BPD).
BPD adalah sebuah kondisi dimana penyintas sulit untuk mengelola hubungan interpersonal (relasi dengan orang lain), cenderung impulsif saat menyikapi sesuatu, kondisi emosional tidak stabil, dan sulit untuk mempetimbangkan konsekuensi dari munculnya perilaku.
Saat Rilfriends menikah dengan pasangan yang memiliki diagnosa BPD, dampaknya tidak hanya pada relasi antar pasangan, tapi juga hubungan orang tua dengan anak. Rilfriends dapat memahami bahwa saat terdiagnosa BPD, seringkali muncul gejala seperti:
1. Tidak stabil secara emosional
Hal ataupun kesalahan kecil seringkali memicu kondisi emosional yang intens. Walaupun sebelumnya masih tersenyum secara mendadak dan tidak terprediksi, individu dapat tiba-tiba menjadi marah dan merasa cemas. Seringkali pasangan dan anak sebagai keluarga terdekat menjadi pelampiasan emosi
2. Sulit mengembangkan hubungan interpersonal
Kesulitan mengelola emosi dan intensitas emosi yang cenderung tinggi tinggi, seringkali berdampak pada terkendalanya menjaga hubungan dengan orang lain termasuk dengan keluarga
3. Kesulitan menjaga citra diri
Seringkali penyintas BPD saat kondisi tidak berjalan seperti yang diharapkan, cenderung merespon dengan dengan histeria dan amarah pada orang di sekitarnya dibandingkan untuk berpikir secara kritis dan rasional untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul
4. Impulsif
Perilaku seperti berbelanja dengan tidak mempertimbangkan kondisi finansial, melakukan seks bebas, berkendara tanpa mematuhi peraturan lalu lintas, ataupun menghabiskan waktu berpesta tanpa memikirkan dampak yang akan timbul dapat muncul
5. Mengalami kesulitan saat mencoba mengelola emosi
BPD yang sangat mempengaruhi suasana hati, dapat berdampak pada hadirnya ide paranoid, kemarahan intens, keinginan menyakiti diri sendiri, bahkan tiba-tiba hadir perasaan hampa tentang apa yang sedang dialami. Peralihan bentuk emosi yang cenderung cepat dan ekstrim, dapat Rilfriends pahami sebagai salah satu pemicu stress pada individu dengan BPD
Rilfriends dapat merasa kesulitan dan bimbang tentang bagaimana harus bersikap pada pasangan yang terdiagnosa BPD. Keinginan untuk tetap melanjutkan hubungan, mempertahankan rumah tangga demi anak, namun hadirnya dilema bagaimana bisa tetap mempertahankan rumah tangga dengan kondisi emosi pasangan yang cenderung belum stabil terutama saat menyikapi permasalahan yang muncul. Dalam pernikahan, individu yang terdiagnosa atau memiliki kecenderungan BPD seringkali berpengaruh pada:
1. Pasangan
Hadirnya rasa cemas, curiga, rendah diri, bahkan tidak nyaman apabila harus berdekatan dan mencoba menjalin komunikasi dengan pasangan. Hal ini terpicu karena sulitnya memprediksi bagaimana kondisi emosional pasangan termasuk pada kemarahan yang tidak terduga. Semakin lama hal ini dibiarkan tanpa ada pendampingan profesional bagi individu dengan BPD, dapat berdampak pada kerentanan munculnya stress dan kerentanan kondisi fisik pada pasangan
2. Anak
Kebutuhan emosi dan pendampingan fisik yang perlu dilakukan orang tua, seringkali sulit terwujud. Tidak terpenuhinya hal ini berdampak pada anak sulit merasa aman, timbul rasa takut, dan kecemasan karena khawatir bahwa perilaku dan sikap yang dimiliki dapat memicu amarah. Apabila dibiarkan berlarut-larut, berdampak hadirnya konflik karena kurang terjalinnya komunikasi anak dan orang tua
Apabila Rilfriends merasa kesulitan mengelola hubungan dengan pasangan, merasa tidak nyaman dengan pola komunikasi dalam keluarga, ataupun merasa pasangan memiliki kecenderungan memiliki BPD sangat direkomendasikan untuk segera menjadwal sesi dengan profesional konselor @rilis_mi melalui Direct Message (DM).
Foto: Shutterstock