Fatherless
“Kehilangan sosok ayah, membuatku sulit percaya bahwa ada laki-laki yang menerimaku apa adanya”
“Iri banget kalau lihat temen-temenku deket sama ayahnya, sedangkan ayahku ada di rumah tapi nggak peduli sama aku”
Pernyataan-pernyataan itu sering ditemui pada media sosial, bahkan kehidupan nyata. Tapi, apakah Rilfriends tahu faktanya Indonesia merupakan peringkat tiga fatherless country di dunia? Laporan itu mendukung fakta bahwa sebenarnya masih banyak anak Indonesia tumbuh dan berkembang tanpa kehadiran sosok ayah, atau ayah hadir namun tidak berperan maksimal selama proses pengasuhan.
Trauma yang dimiliki oleh anak dimulai sejak ayah memutuskan berhenti terhubung secara fisik ataupun emosional. Ketidakhadiran ayah secara maksimal selama periode tumbuh kembang, akan membawa dampak:
- Menurunnya rasa aman dan kenyamanan emosional. Kehilangan figur ayah, membuat anak merasa ditinggalkan dan kesulitan untuk mengelola emosi sebagai akibat munculnya kebencian dan perasaan tidak berharga
- Permasalahan pada munculnya perilaku seperti bullying, membolos, ataupun menurunnya nilai akademis. Perilaku muncul didasarkan sebagai mekanisme pertahanan diri untuk menyamarkan rasa takut, cemas, tidak bahagia, dan kebencian
- Kesehatan fisik. Anak yang kehilangan figur ayah melaporkan sering mengalami asma, sakit kepala, nyeri perut, dan permasalahan psikosomatik
- Kesehatan mental berdampak pada munculnya gejala stress, depresi, hingga keinginan untuk mengakhiri hidup
- Bentuk relasi dengan pasangan di masa mendatang. Tidak hadirnya sosok ayah yang berdampak pada hilangnya kesempatan mengembangkan ikatan emosional, dapat berdampak pada kesulitan mengembangkan rasa aman, keintiman, dan rasa nyaman pada pasangan .
Dampak fatherless akan membawa pada hadirnya father wound atau luka yang disebabkan oleh ayah pada anak akibat ketidakhadiran secara fisik atau emosional. Semakin awal kehilangan figur ayah, semakin besar luka yang dirasakan oleh seorang anak. Rilfriends dapat mencoba mengetahui apakah memiliki father wound melalui ciri-ciri berikut:
- Ayah sering tidak hadir saat periode penting anak
- Hadirnya tuntutan dan kritik terus menerus terhadap berbagai pilihan hidup yang Rilfriends pilih tanpa memunculkan solusi atau nasihat yang membangun
- Tidak terpenuhinya kebutuhan emosional anak, seperti rasa aman dan nyaman
- Mengalami kekerasan fisik, sehingga merasa takut untuk dekat dengan ayah
- Kesulitan mengelola emosi
Semakin banyak ciri yang dimiliki Rilfriends, semakin besar kemungkinan father wound hadir dalam diri. Rilfriends dianjurkan untuk mencari pertolongan kepada profesional seperti psikolog, psikiater, atau konselor @rilis_mi. Profesional akan mendengarkan dengan empati, menggali kebutuhan emosional, mengetahui seberapa besar dampak fatherless, dan proses penanganan untuk mampu pulih dari luka. Proses yang akan dilalui tidaklah mudah, namun profesional konselor akan membantu untuk beradaptasi mengelola emosi, sehingga menghasilkan versi terbaik dari diri. Bila Rilfriends masih merasa ragu untuk Direct Message (DM) instagram @rilis_mi, dapat mencoba terlebih dahulu beberapa bentuk penanganan pertama, seperti:
- Sadari dan kenali trauma yang Rilfriends miliki
- Mempelajari perlahan konsep menerima dan melepaskan. Menerima akan membantu Rilfriends menyadari bahwa luka memang hadir, dan melepaskan adalah konsep untuk tidak membiarkan kenangan buruk merampas kesempatan menjalani hidup dengan baik
- Mencari support system seperti anggota keluarga, teman, maupun bergabung dengan kelompok penyintas trauma
- Mengatur rutinitas harian yang memungkinkan keseimbangan antara makan, olahraga, istirahat, dan kegiatan yang dapat meningkatkan produktivitas
- Mengganti kebiasaan negatif menjadi positif. Apabila saat merasa tidak nyaman Rilfriends mengalihkan pada alkohol atau melakukan bullying, coba perlahan alihkan pada aktivitas fisik seperti olahraga
Foto: Shutterstock