Maintain a Relationship in Marriage
Halo, Rilfriends. Apakah saat ini kamu sedang menjalin rumah tangga? Kalau jawabannya iya, yuk coba jawab pertanyaan ini di kolom komentar:
1. Apakah saat ini Rilfriends sedang bertentatangan atau bertengkar dengan pasangan?
2. Bila iya, apakah rasanya mulai muncul keraguan apakah dia benar-benar orang yang tepat untuk menghabiskan masa tua bersama?
Untuk Rilfriends yang mulai meragukan pilihan pasanganmu saat ini, bisa jadi Rilfriends sedang mengalami marital conflict yaitu ketegangan atau stress yang terjadi ketika menjalankan peran sebagai suami atau istri dalam pernikahan.
Berdasar penelitian Somit (2015), 9 dari 10 pasangan akan mengalami marital conflict, yang mana 6 dari 10 pasangan menyatakan bahwa konflik sering terjadi setiap minggu dan minimal 1-2 konflik setiap bulannya. Tapi, tahukah Rilfriends bahwa tidak semua marital conflict berdampak negatif pada hubungan?
Hal ini bukan berarti pernikahan terhindarkan dari konflik selamanya. Tapi munculnya konflik dapat mengarah pada bentuk konstruktif yaitu pasangan suami istri dapat belajar bersama melihat berbagai sudut pandang berbeda, meningkatkan pemahaman akan pasangan, dan belajar untuk mengevaluasi hubungan pernikahan. Berikut faktor-faktor yang dapat menurunkan resiko perceraian saat terjadi konflik
1. Komitmen
Berjanji bersama dalam suka duka di hadapan Tuhan dan khalayak, dapat menjadi salah satu alasan untuk tetap bersama walaupun banyak konflik yang sedang di hadapi
2. Kemampuan finansial
Salah satu manfaat pernikahan adalah hadirnya dukungan mapan secara finansial. Sehingga, walau konflik berkepanjangan seringkali terjadi, apabila pasangan tidak memiliki kemandirian finansial, perceraian jarang menjadi sebuah pilihan
3. Keyakinan agama
Agama dapat menjadi pedoman bagaimana cara membina, mendidik anak, maupun berkomunikasi dengan pasangan saat sedang dalam konflik. Keimanan dan pemahaman apa saja kewajiban suami istri dapat berkontribusi pada peningkatan kebahagiaan menjalin pernikahan
4. Pemahaman konsep diri dan cara pengekspresian emosi
Untuk mempertahankan hubungan jangka panjang, penting untuk pasangan mampu mengekspresikan emosi, komitmen, dan keputusan tegas pada perilaku yang menimbulkan ketidaknyamanan berulang
5. Tingkat intimacy dengan pasangan
Bukan hanya tentang seksualitas, ketertarikan juga dapat timbul saat melihat pasangan seorang pekerja keras, bagaimana cara pasangan menyikapi permasalahan, ataupun kemampuan regulasi emosi saat terjadi konflik
Namun, ketidaknyamanan akibat konflik adalah hal yang tidak dapat terhindarkan. Untuk meminimalisir dan mengarahkan konflik menjadi konstruktif. Rilfriends dapat belajar untuk
1. Komunikasikan secara langsung permasalahan dengan pasangan
Kadang-kadang orang tidak bisa langsung mengungkapkan apa yang membuat mereka tidak nyaman. Saat muncul ketidakbahagiaan memilih untuk menjauh dan mengambil jeda waktu. Namun, sebenarnya juga penting setelah merasa emosi lebih terkendali untuk segera menentukan tempat dan waktu yang tepat agar dapat mengkomunikasikan, berterus terang menyatakan perilaku yang menimbulkan ketidaknyamanan, dan bersama mencari solusi terbaik
2. Dengarkan opini pasangan tentangmu
Saat muncul kritik, orang akan cenderung menjadi defensif ataupun agresif. Padahal penting untuk mendengarkan, menganalisa, dan mempertimbangkan apa yang pasangan katakan sebagai bahan evaluasi diri
3. Ambil perspektif berbeda
Mencari pendapat konselor rilismi yang dapat dikontak melalui Direct Message (DM) ataupun nomor WhatsApp yang terdapat di bio instagram @rilis_mi dapat membantu memberikan penilaian lebih objektif pada permasalahan. Menurut Finkel (2013) menemukan bahwa menilai dan menyelesaikan konflik lebih objektif akan membantu mempertahankan kepuasan dan stabilitas pernikahan.
Foto: Shutterstock