Insomnia

Halo, Rilfriends tahukah kamu penelitian Bhaskar et al (2016) menemukan data 10%-30% penduduk dunia pernah mengalami insomnia? Bahkan, ada juga lho yang menemukan insomnia pernah dilami hingga 50%-60% penduduk dunia. Kalau menurut, Rilfriends kenapa ya individu bisa memiliki insomnia?

Berdasar kamus American Psychological Association, insomnia didefinisikan sebagai kesulitan untuk memulai dan mempertahankan kondisi tidur, yang berpengaruh pada hilangnya fungsi tidur restoratif. Padahal, faktanya individu dewasa memerlukan 7-9 jam tidur berkualitas.

Insomnia patut untuk di waspadai apabila hadir dengan durasi 4 minggu atau lebih. Karena insomnia menghilangkan fungsi tidur restoratif, individu menjadi rentan mengalami kondisi:

  1. Badan mudah lelah
  2. Sulit untuk terlelap
  3. Menurunnya performa kerja
  4. Munculnya permasalahan kesehatan mental seperti gangguan depresi, gangguan tidur, gangguan kecemasan, ataupun kecanduan untuk mengonsumsi obat-obatan terlarang
  5. Meningkatnya permasalahan fisik seperti tekanan darah tinggi, obesitas, stroke, kanker, atau penyakit jantung
  6. Menurunkan tingkat kualitas hidup
  7. Menurunkan tingkat konsentrasi
  8. Suasana hati cenderung mudah berubah

Semakin banyak dampak yang Rilfriends alami, maka semakin besar kebutuhan untuk melakukan sesi bersama profesional seperti konselor rilis.mi, selain berkonsultasi dengan dokter. Konselor akan membantumu untuk menganalisa faktor apa saja yang menjadi penyebab munculnya insomnia. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah:

  1. Genetik ataupun hormonal
  2. Aktivitas otak
  3. Konsumsi obat-obatan
  4. Memiliki riwayat permasalahan kesehatan mental
  5. Munculnya distress
  6. Perubahan kebiasaan seperti tinggal di lingkungan asing ataupun sedang proses adaptasi
  7. Tidak adanya keteraturan siklus waktu tidur
  8. Paparan cahaya terang
  9. Mengonsumsi camilan, kopi, ataupun alkohol secara berlebihan

Memahami dampak dan faktor penyebab insomnia, akan sangat membantu untuk meningkatkan proses pemulihan. Rilfriends dapat mencoba terlebih dahulu beberapa opsi penanganan pertama untuk melihat seberapa efektif, sebelum memutuskan menjadwal sesi bersama konselor rilis.mi.

1. Menerapkan sleep hygiene

Rilfriends dapat menerapkan tahapan-tahapan seperti memastikan terbentuknya ritme tidur konsisten cukup tidur 7-9 jam, membuat rutinitas sebelum tidur (mandi air hangat, mendengarkan musik, relaksasi, journaling, meditasi), memastikan kenyamanan lingkungan tidur, membatasi waktu tidur siang maksimal 30 menit, serta membatasi konsumsi makanan minuman sebelum tidur

2. Melatih metode pernapasan

Selain mengkondisikan kamar tidur dengan mengatur pencahayaan dan suhu ruang. Rilfriends secara rutin dapat melatih pernapasan 4 detik menghirup udara, 7 detik menahan napas, dan 8 detik menghembuskan udara untuk memberikan ketenangan dan menghadirkan perasaan nyaman

3. Mempelajari manajemen pengelolaan stress

Rilfriends dapat fokus pada dua cara yaitu menghindari sumber masalah atau mengubah reaksi yang muncul pada sumber masalah. Fokus pertama mengajarkan untuk belajar mempersiapkan diri secara fisik dan mental sebelum hadirnya permasalahan yang diprediksi muncul. Sedangkan fokus kedua adalah merubah sudut pandang yang dianggap kurang menyenangkan, menjadi mencoba berbagai cara menemukan sisi positif dari permasalahan yang muncul

4. Berkonsultasi dengan dokter

Apabila Rilfriends sedang mengonsumsi obat-obatan yang diindikasi dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur dapat berkonsultasi dengan dokter secara online ataupun offline untuk menyesuaikan resep yang diperoleh agar sesuai dengan kebutuhan

Apabila Rilfriends belum kunjung merasakan efektivitas penanganan pertama dalam kurun 7 hari, dapat mencoba berkonsultasi bersama profesional konselor rilis-mi melalui Direct Message (DM) ataupun nomor WhatsApp yang terdapat di bio instagram @rilis_mi. Melalui kanal tersebut, Rilfriends dapat bertanya terlebih dahulu terkait biaya, metode, durasi, dan tentu saja untuk pembuatan janji temu bersama konselor untuk penanganan insomnia.  

Referensi

Bhaskar, S., Hemavathy, D., & Prasad, S. (2016). Prevalence of chronic insomnia in adult patients and its correlation with medical comorbidities. Journal of family medicine and primary care5(4), 780-784

Foto: Shutterstock

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart