Eating Disorder
Halo Rilfriends, apakah kamu pernah mendengar tentang eating disorder?
Eating disorder adalah permasalahan yang ditandai pada perubahan perilaku makan yang berlangsung terus menerus sehingga sangat mengganggu dan berdampak pada munculnya respon stress, permasalahan fisik, regulasi emosi, dan kemampuan menjalankan aktivitas harian.

Rilfriends dapat mengetahui 6 tipe eating disorder, yaitu:
1. Binge Eating
Binge eating sering dijumpai pada remaja ataupun dewasa awal. Gejala yang paling sering muncul adalah individu kesulitan mengontrol diri sehingga mengkonsumsi makanan dalam jumlah berlebihan. Selepas konsumsi, individu sering merasa bersalah namun tetap tidak dapat menghentikan perilaku konsumsi makanan dalam jumlah besar.
2. Anorexia
Gangguan anorexia rentan dialami oleh perempuan. Individu dengan anorexia, sangat memperhatikan berat badan, sehingga seringkali melakukan pembatasan kalori atau penghindaran makanan tertentu. Faktanya, walaupun individu yang terdiagnosa anorexia sudah sangat kurus, mereka rentan menganggap diri memiliki berat cenderung gemuk.

3. Bulimia
Kondisi bulimia ditemukan pada masa remaja dan dewasa terutama pada perempuan. Gejalanya adalah individu tidak mampu melakukan kontrol konsumsi makanan secara berlebihan. Namun, setelah makan berlebihan individu akan cenderung mencoba mengeluarkan makanan secara paksa dengan memuntahkan ataupun menggunakan obat pencahar.
4. Pica Disorder
Ciri utama pica disorder adalah individu akan mengkonsumsi zat seperti es batu, kertas, kayu, cat, logam, kaca, dan lain sebagainya dalam durasi minimal satu bulan.
5. Rumination Disorder
Gangguan ini dicirikan ketika individu memutahkan makanan yang telah dicernanya, kemudian makanan akan kembali dikunyah untuk dikonsumsi.
6. Night Eating Disorder
Individu dengan tipe night eating disorder, sering terganggu saat mereka sedang tidur. Individu dengan tipe ini sering khawatir jika mereka tidak makan saat itu juga, mereka tidak akan bisa tidur kembali. Permasalahan ini menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas tidur, yang berdampak pada hadirnya kesulitan mengontrol emosi dan suasana hati.
Faktanya individu dengan permasalahan eating disorder mayoritas adalah perempuan pada usia remaja dan dewasa awal. Penelitian juga menemukan bahwa di lima negara ASEAN prevalensi individu yang terdiagnosa eating disorder berkisar pada angka 11.5%, dan di Indonesia memiliki prevalensi sebesar 7.4%. Lantas apa saja yang dapat mempengaruhi munculnya eating disorder?
- Sosial: tekanan sosial terkait bagaimana tubuh yang dianggap ideal, hadirnya standar kecantikan, negative body talk, ataupun pengaruh sosial media
- Kondisi psikologis: rendahnya self-esteem, depresi, kecemasan, kesulitan untuk melakukan coping strategies yang sehat, kesulitan mengekspresikan emosi, dan memiliki pengalaman yang bersifat traumatik
- Genetik: Hanya beberapa kasus eating disorder yang disebabkan oleh faktor genetik. Faktor ini dipengaruhi oleh riwayat keluarga yang pernah mengalami gangguan makan, hormonal, dan tempramen.

Apabila individu dengan eating disorder terlambat untuk mendapatkan penanganan profesional. Dalam jangka panjang, eating disorder akan sangat mempengaruhi kemampuan individu secara:
- Fisik: serangan jantung, malnutrisi, dehidrasi, gastroparesis, hipotermia, dan kerusakan pada esofagus dan gigi
- Psikologis: munculnya rasa rendah diri, konsep diri menjadi sangat rendah, perilaku obsesif, self-harm, kecemasan, gangguan depresi, perasaan bahwa diri diisolasi dari pergaulan sosial, dan resiko tinggi pada munculnya perilaku bunuh diri

Banyak individu sulit mengenali permasalahan eating disorder sebagai permasalahan kesehatan mental yang sangat serius. Padahal ketika individu mulai memunculkan perilaku makan yang tidak sehat, pola makan akan perlahan dapat berubah menjadi maladaptif. Sehingga disarankan untuk segera mencoba untuk booking sesi konseling bersama konselor @rilis_mi melalui Direct Message (DM).

Foto: Shutterstock