Overthinking
“Dia tersinggung ngga ya sama perilaku aku tadi?”
“Kalau aku gagal gimana ya?”
“Mending aku nyerah aja deh, dulu aku juga gagal waktu daftar”
Hai, Rilfriends! Pernahkah muncul renungan tentang masa lalu, ketakutan akan masa kini, dan khawatir tentang yang akan terjadi di masa depan? Pemikiran itu terjadi terus menerus, berulang, dan sulit untuk ditemukan cara penyelesaiannya?
Bila iya, bisa jadi Rilfriends sedang mengalami overthinking karena Susan Nolen-Hoeksema (2003) menemukan 73% individu berusia 25-35 tahun akan mengalami hal tersebut. Munculnya overthinking sering disebabkan oleh:
1. Hubungan interpersonal
Ketidaksepakatan dengan sahabat, teman, ataupun keluarga karena perbedaan sudut pandang dapat menyebabkan munculnya pikiran terus menerus dan mulai meragukan diri sendiri terkait proses evaluasi permasalahan
2. Self-issues
Melakukan suatu hal baru, beradaptasi, ataupun mengambil keputusan untuk menyelesaikan permasalahan seringkali menghadirkan rasa ragu apakah tindakan telah dilakukan dengan benar
3. Insomnia
Sulit untuk tertidur lelap dapat menyebabkan munculnya pemikiran terkait skenario seperti tentang hal buruk yang dapat terjadi esok hari serta bagaimana bila kesalahan terjadi secara berulang
4. Overgeneralizing
Dibandingkan berpikir bahwa suatu peristiwa tidak akan mempengaruhi dan berdampak berlebihan pada peristiwa di masa depan. Overgeneralizing membuat munculnya pemikiran bahwa peristiwa di masa lalu akan selalu berpengaruh besar untuk masa depan.
5. Catastrophizing
Pemahaman bahwa sebuah kegagalan dapat berakibat pada kegagalan-kegagalan di masa depan. Contohnya adalah kegagalan dalam ujian, dapat menimbulkan kekhawatiran pada hadirnya kegagalan ujian yang berulang,tidak naik kelas, tidak lulus sekolah, bahkan sampai pada tahap munculnya pemikiran akan sulit untuk mendapat pekerjaan yang baik.
6. Pengalaman traumatik
Mengalami Adverse Chilhood Experiences (ACEs) dapat menyebabkan pemikiran berlebihan tentang apakah peristiwa serupa akan kembali dialami, bagaimana bila orang tersayang memilih untuk menjauh, dan bayangan tidak akan memiliki masa depan sesuai dengan harapan
Apabila overthinking dibiarkan terus menerus, dapat menyebabkan permasalahan psikologis seperti stress, cemas, bahkan depresi. Sehingga tidak terhindarkan, kondisi fisik juga akan menjadi mudah lelah, sakit kepala, maag, tekanan darah tinggi, sulit berkonsentrasi, insomnia, dan suasana hati cenderung mudah berubah. Kenali tanda-tanda Rilfriends mengalami overthinking, yaitu:
- Mengkhawatirkan kondisi saat ini dan menghubungkannya dengan masa lalu yang tidak dapat diubah
- Fokus pada memperbaiki hal-hal yang tidak dapat dikendalikan
- Sulit untuk merasa santai
- Terus menerus khawatir dan cemas
- Frekuensi munculnya pikiran negatif lebih sering dibandingkan dengan pemikiran positif
- Menebak-nebak hasil dari perilaku dengan memikirkan scenario terburuk yang mungkin terjadi
Rilfriends yang pernah atau sedang mengalami overthinking, dapat mencoba untuk melakukan penanganan pertama. Selama melakukannya, coba amati seberapa efektif tindakan tersebut untuk memulihkan diri dari overthinking.
1. Ubah pemikiran negatif yang muncul
Ingatkan diri bahwa pemikiran berbeda dengan fakta dan sifatnya adalah subjektif. Pemikiran tidak selalu akurat. Cobalah mengubah pemikiran negatif menjadi lebih realistis dengan cara bertanya, “Apakah ada kemungkinan alternatif lain?”, “Apakah tujuan yang kubuat sesuai dengan kemampuan yang kumiliki?”, atau “Bagaimana bila pemikiran negatif itu salah? Dimana aku bisa menemukan bukti?”
2. Meditasi
Fokus pada pernapasan dapat membantu untuk menjernihkan pikiran dan melatih untuk fokus pada tujuan dari sebuah tindakan. Secara rutin melakukan meditasi minimal 10 menit setiap hari, dapat menjadi salah satu cara efektif mengatasi overthinking
3. Konsultasi bersama profesional
Apabila overthinking menjadi sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, dan menjadi sesuatu hal yang sulit dikendalikan. Dianjurkan untuk berkonsultasi pada profesional konselor rilis.mi. Rilfriends dapat mencoba mengontak kami melalui Direct Message (DM) ataupun nomor WhatsApp yang terdapat di bio instagram @rilis_mi.
Referensi
Nolen-Hoeksema, S. (2003). Women who think too much: How to break free of overthinking and reclaim your life. Macmillan.
Foto: Shutterstock