Anak Ortu Ngeri – Ngeri Sedap?

Orang Tua, Anak Dewasa, dan Konflik yang Menyertainya

Sejak kecil hingga menuju remaja, banyak dari kita masih hidup berdampingan dengan orang tua. Kemudian, barulah kita mulai memutuskan untuk hidup sendiri tanpa mereka ketika dewasa.

Meski kita sudah beranjak dewasa, kadang orang tua masih memegang andil dalam keputusan-keputusan kita, entah secara disengaja ataupun tidak. Hal tersebut bisa menuai konflik di tengah tali kasih hubungan orang tua dan anak dewasanya.

Seperti kisah di film layar lebar berjudul Ngeri-Ngeri Sedap (2022) yang menceritakan sebuah keluarga suku Batak dengan empat orang anak dan sepasang ayah ibu, keputusan yang dipilih oleh anak kerap kali masih diinterupsi oleh keinginan orang tua.

Kakak pertama, Domu, ingin menikah dengan seorang gadis Sunda. Ayahnya, Bapak Domu, tidak menyetujui hal itu sebab Domu sebagai anak laki-laki pertama di keluarga seharusnya menjadi penerus silsilah dan menikahi wanita dengan suku yang sama.

Anak kedua, Sarma, merupakan anak perempuan yang tinggal serumah dengan Bapak dan Mamak Domu. Berbagai keinginannya acap kali tak ia lakukan sebab harus memenuhi harapan orang tuanya terlebih dahulu.

Lalu, Gabe, si anak ketiga, adalah seorang pelawak televisi. Pilihan kariernya tak disukai sang ayah sebab ia ingin anaknya memiliki profesi yang lebih tinggi—mengingat Gabe merupakan lulusan sarjana hukum.

Terakhir, Sahat, si bungsu lanang, tinggal jauh di Yogyakarta menemani seorang bapak tua yang ia kenal kala kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kampusnya. Sahat tidak mau pulang karena, lagi-lagi, sifat ayahnya yang keras.

Di film tersebut, ketiga anak laki-laki terpaksa pulang karena mendengar kabar bahwa bapak dan mamaknya akan cerai. Berbagai konflik yang lebih kompleks harus diselesaikan dalam hitungan hari saja.

Dengan prinsipnya yang keras, patriarkis, dan konservatif, keinginan Bapak Domu harus selalu dituruti oleh anak-anaknya. Sifatnya itu ia anut dari cara didikan ayahnya dahulu, yang sama kerasnya.

Setelah berbicara dengan sang ibunda, Pak Domu akhirnya menyadari bahwa cara didik orang tua itu tidak semuanya sama. Ia juga memahami bahwa jalan hidup anak seharusnya tidak selalu dicampuri oleh ayah dan ibu.

Film ini menggambarkan bahwa kita masih dekat dengan konflik antara anak dan orang tua yang menyangkut keputusan anak meski sudah mencapai umur yang tidak kecil lagi.

Dalam artikel Peg Streep yang berjudul Six Sources of Tension Between Adult Children and Their Parents, tertera bahwa campur tangan orang tua sering menyebabkan permasalahan di hubungan ini, terutama di beberapa tahun belakangan.

Untuk penjelasan yang lebih detail, berikut enam penyebab ketegangan antara orang tua dan anak dewasa secara umum:

Asumsi akan adanya imbalan

Banyak orang tua melakukan hal yang bersangkutan dengan hidup si anak agar nantinya diberikan sesuatu sebagai balasan—misalnya membantu mengasuh cucu ketika sang anak sedang bekerja. Kadang orang tua merasa bantuannya ini harus “dibayar”. Untuk mengatasi masalah ini, lebih baik mengkomunikasikannya antara kedua belah pihak agar ekspektasi kedua belah pihak menjadi jelas (clear).

Kekecewaan atas pasangan anak

Di umur anak yang sudah dewasa, masih ada orang tua yang khawatir dengan pilihan pasangan hidup si anak. Mereka akan ikut campur dengan keputusan anak dalam hal rumah tangga atau asmara. Biasanya, orang tua memiliki pendapat yang bertentangan dengan anaknya karena pengalaman hidup yang kurang baik, sehingga mereka ingin mengaplikasikannya ke hidup sang anak agar kesalahannya tidak terulang lagi.

Tidak setuju dengan pilihan hidup anaknya

Banyak orang tua juga menganggap anaknya sebagai cerminan atau penerus dirinya. Orang tua sering kali sulit menerima keputusan anak-anaknya, meski sudah melewati usia remaja, sehingga mereka kerap membuatkan anaknya pilihan-pilihan yang berdasar dari keinginan sang orang tua, seperti kasus Pak Domu di film tadi.

Kritik atas cara parenting anak

Orang tua sebagai sosok pendidik anak yang lebih dahulu mengalami fase parenting acap kali mengkritisi cara anaknya mengasuh buah hati. Hal ini memang kerap menyulut emosi. Hal yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya hal ini adalah dengan tidak memberikan opini apapun kecuali jika diminta. Sesuai dengan perkataan berikut: wisdom involves reaching for duct tape to be placed over the mouth.

Dibanding-bandingkan dengan orang lain

Seperti lagu berbahasa Jawa yang akhir-akhir ini ramai di jagat maya yang berbunyi, “wong koyok ngene kok dibanding-bandingke, saing-saingke, yo mesti kalah..,” banyak anak yang tidak merasa nyaman ketika dibandingkan dengan orang lain seperti saudara kandungnya, tetangganya, atau orang-orang lain. Hal ini bisa disebabkan karena favoritism orang tua atau kesalahpahaman dalam memberikan motivasi pada anak.

Menurut Streep, jangan pernah bandingkan anak Anda yang sudah dewasa pada siapapun. Jika Anda ingin memberikan nasihat pada anak, berhati-hatilah pada pilihan kata Anda. Bedakan antara “membandingkan” dan “memberi referensi” untuk anak Anda. Contohnya, coba ucapkan “Kakak/adikmu sudah pernah mengalami hal ini. Mungkin kamu bisa minta pendapatnya,” dibandingkan, “Coba lihat kakak/adikmu! Dia lebih pintar dari kamu!”

Melabeli perbedaan pendapat sebagai sikap tak hormat

Sikap hormat tentu tidak bisa didapatkan dalam waktu semalam saja. Meski adat dan norma mengharuskan anak untuk hormat kepada orang tua, orang tua juga harus tetap menjaga wibawa dan kepercayaan anaknya.  Memberi peringatan tegas pada anak dengan menuntut rasa hormat yang “terutang” bisa saja berhasil, tetapi tidak dalam jangka waktu yang panjang.

Enam poin tadi dapat menjadi bahan refleksi, baik bagi anak dewasa (adult child) maupun orang tua. Waktu yang dihabiskan bersama-sama semenjak anak menjadi dewasa memang terus berkurang dan tak jarang melahirkan konflik.

Apabila konflik di hubungan anak dan orang tua kian runyam, konseling bisa menjadi solusi pilihan. Rilis Mi sebagai jasa online counseling terpercaya, dapat mendampingi Anda dalam melewati masa-masa sulit tersebut. Kunjungi website resmi Rilis-Mi di www.rilis-mi.com untuk informasi lebih lanjut.

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart